TEORI BIROKRASI MAX WEBBER

 

TEORI BIROKRASI MAX WEBBERImage

            Menurut Max Webber, dalam teorinya yang juga dikenal dengan “Birokrasi Webberian”, birokrasi yang ideal memerlukan 6 hal penting, yaitu :

  1. Sentralisasi Kekuasaan

Jika pemegang kekuasaan tertinggi tetap memiliki peran serta atau kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan maka birokrasi akan berjalan dengan terkendali.

  1. Pembagian Kerja

Dalam birokrasi, adanya pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan skill masing-masing individu agar hasil kerja dapat maksimal.

  1. Sistem Hierarki

Adanya hierarki yang jelas agar individu-individu yang terlibat memiliki pengetahuan tentang batasan-batasan yang harus dijaga dalam pekerjaannya.

  1. Sistem Tertutup

Diharapkan, dengan tidak adanya intervensi dari pihak luar ke dalam suatu birokrasi dapat menjaga sistem birokrasi tersebut tetap bersih dan sistematis.

  1. Peraturan

Peraturan yang jelas diperlukan agar birokrasi tetap berjalan sesuai formalitasnya.

  1. Fungi Kekuasaan (Functioning of Authority)

Terdapat 3 cara mengenai Fungsi Kekuasaan, yaitu :

  1. Traditionally Authority, contohnya pengangkatan Ratu Inggris dan Gubernur D.I. Yogyakarta
  2. Rational Legal Authority, contohnya seseorang yang diangkat menjadi Menteri Keuangan karena berlatarbelakang pendidikan di bidang keuangan dan memiliki pengalaman di dunia keuangan.
  3. Charismatic Authority, contohnya seorang anggota legislatif yang terpilih karena kemampuannya dalam berkampanye mengambil hati dan kepercayaan masyarakat.

 

 

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BIROKRASI MAX WEBBER

A. KELEBIHAN

  1. Adanya batasan-batasan yang jelas, yang dapat berupa peraturan formal maupun norma-norma. Hal ini sangat berguna agar di dalam birokrasi, sistematikan dan tanggung jawab masing-masing individu dapat tetap terjaga.
  2. Adanya pembagian kerja untuk masing-masing individu yang terlibat sehingga dapat membuat pekerjaan selesai dengan cepat dan hasilnya maksimal.
  3. Adanya sistem hierarki otoritas yang jelas membuat kontrol dan pengawasan dapt dengan mudah dijalankan.

 B. KEKURANGAN

  1. Hierarki otoritas yang terlalu formal cenderung membuat birokrasi tersebut menjadi kaku dan minim inovasi.
  2. Kekakuan di dalam birokrasi yang terlalu berlebihan dapat menghilangkan sisi kebebasan manusia itu sendiri.
  3. Hilangnya sisi keceriaan dan antusiasme dalam bekerja akibat dari sifat birokrasi yang cenderung otoriter.

Oleh : RONI DESRIAN (133020008424)

Membuat Keputusan

Sebagai manajer, tentu akan bertemu dengan masalah di instansinya,dan masalah tersebut harus diselesaikan dengan membuat keputusan penyelesaiannya.

Proses membuat keputusan ialah : 

  1. Mengidentifikasi Masalah 
    Manajer harus mengerti tentang masalah tersebut.
  2. Menentukan Kriteria 
    Manajer harus tahu batasan  – batasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Pada umumnya batasan – batasan tersebut ialah : Cost, Risk, Outcome. 
  3. Menentukan Alternatif
    Manajer mencari alternatif untuk menyelesaikan masalahnya lalu mencocokan alternatif tersebut dengan kriteria yang sudah ditentukan. dan setelah alternatif yang tepat didapat, maka alternatif tersebut di implementasikan.
  4. Evaluasi
    Tidak semua keputusan berjalan semulus dengan yang manajer inginkan , oleh karena itu manajer harus selalu melakukan evaluasi atas keputusan yang sudah ia buat. Manajer harus menilai hasil keputusannya , apakah sesuai dengan tujuannya , kalau tidak sesua, manajer harus mencari letak kesalahannya supaya kesalahan tersebut tidak terulang kembali.

Definisi Manajemen

Menurut Pendapat Henry Fayol : 
Fungsi-fungsi untuk merencanakan , mengorganisir, memimpin dan mengendalikan.

Menurut Pendapat James Stoner :
Proses perencanaan, perngorganisasian, penatahan dan pengawasan.

Menurut Pendapat Mary Parker Foller : 
Seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Menurut Dosen kami (Fahrizal Ali Adkha) : 
Manajemen adalah seni mengolah input (sumber daya) melalui proses (fungsi manajemen) untuk menjadi output (tujuan).